welcome in survival & adventur3

setelah teman-teman membaca isi dari blog ini di harapkan teman-teman suka sama petualangan dan bergabung di blog ini.

Rabu, 27 April 2011

pengenalan tentang survival

PENDAHULUAN 
Orang-orang yang senang berpetualang, baik digunung, dihutan, atau ditempat-tempat lain, harus selalu sadar akan resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan faktor yang esensial dalam persiapan dan pelaksanaan suatu kegiatan di alam terbuka. Resiko apapun yang mungkin muncul, berkaitan erat dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam pelaksanaan kegiatan.
Perlu diingat, bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai resiko, suatu waktu mungkin kita terpaksa menghadapi situasi kritis yang tidak diinginkan. Situasi seperti ini merupakan hal yang tidak terduga. Dalam perjalanan mendaki gunung misalnya, kita dapat tersesat beberapa hari sementara bekal makanan sudah semakin menipis. Atau dalam suatu pelayaran, kapal kita tenggelam dan kita terapung-apung ditengah-tengah lautan. Kondisi-kondisi kritis/marjinal seperti ini dapat kita golongkan sebagai kondisi survival.
Survival berasal dari kata survive, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup.
Yang dapat dipertanyakan disini : Apa yang menyebabkan kondisi kritis itu muncul ? atau dengan kata lain, “aspek” apa yang akan kita hadapi dalam kondisi survival ? Dalam kenyataannya hal-hal yang kita hadapi bergantung pada spesifikasi kondisi tersebut, misalnya tersesat di gurun pasir atau di kutub akan memunculkan aspek-aspek yang berbeda.

Secara umum aspek-aspek itu dapat dipisahkan pada 3 golongan :
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian/sendiri, bingung, tertekan, kebosanan, dan lain-lain.
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dan lainnya.
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dan lainnya.

Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Aspek-aspek lingkungan dan fisiogis dapat mempengaruhi aspek psikologis. Aspek psikologis dan fisiologis akan muncul dari dalam diri kita, sedangkan aspek lingkungan merupakan efek interaksi kita dengan lingkungan sekitar kita.


MODAL DASAR DALAM MENGHADAPI SURVIVAL
Dari beberapa kasus survival, ada beberapa kesamaan yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mengatasi kondisi survival. Ada tiga hal yang dapat digunakan untuk mengatasi survival, yaitu :
1. Semangat untuk mempertahankan diri 
2. Kesiapan diri 
3. Alat pendukung


TINDAKAN DALAM MENGHADAPI KONDISI SURVIVAL Usaha apa saja yang perlu kita lakukan agar keluar dari kondisi survival, dalam arti menguasai keadaan, dapat ditemukan dari kata kunci survival itu sendiri. Setiap huruf dari kata “survival” merupakan singkatan dari langkah-langkah yang harus kita ingat bila kita dihadapkan pada kondisi survival :

S : Size up the situation
Sadarilah kondisi survival ini. Bagaimana kesehatan teman-teman maupun diri sendiri. Adakah yang cidera ? Berapa banyak perserdiaan bahan makanan yang tersisa ? Dalam lingkungan seperti apa kita berada ?

U : Undue Haste Makes Waste 
Tindakan yang terburu-buru cenderung menghasilkan kesia-siaan. Berpikir dan bertindaklah dengan bijaksana. Setiap langkah harus dipikirkan dengan mendalam.

R : Remember where you are 
Pengenalan akan lingkungan atau daerah sekitar memberikan rasa kenal yang berpengaruh pada rasa aman. Apapun yang kita putuskan untuk diam ataupun mencari bantuan. Pengenalan medan merupakan hal yang esensial.

V : Vanquish fear and panic 
Kuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah normal dan perlu. Takut merupakan reaksi tubuh yang normal dan berfungsi menyiapkan tubuh dalam menghadapi kondisi. Perlu, dengan ini diberikan tambahan energi pada tubuh bilamana diperlukan. Namun rasa takut harus dikuasai dan dikontrol. Bila tidak dikuasai dan dikontrol maka akan menjadi rasa panik. Panik akan membuat orang bertindak terburu-buru dan membuang energi. Panik juga dapat diakibatkan oleh rasa sepi, yang selanjutnya mengakibatkan putus asa.

I : Improvice 
-Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada dengan kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival.
-Menerima kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu, merencanakan, mengusahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berinprovisasi.
-Ubahlah cara pandang terhadap yang ada. Inilah yang terpenting dalam berimprovisasi. Sebuah balok tidaklah hanya sebuah balok, tetapi dapat menjadi bahan dasar bivak, api, pakaian, dan sebagainya. 

V : Value living (Hargai hidup !) 

- Merupakan hal yang terpenting dalam kondisi survival. Bagaimana sikap kita terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk bertahan hidup.
- Orang dapat bertahan atau berimprovisasi, dan dengan itu keluar dari kondisi survival karena mereka menghargai hidup atau tidak berputus asa.

A : Act like the natives 
Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengetahui dan menguasai medan. Jika bertemu dengan penduduk asli, bersikaplah ramah.

L : Learn basic skills 
Belajar dan berlatihlah teknik-teknik dasar. Jaminan yang terbaik adalah menguasai dan memahami teknik-teknik dan prosedur survival, sehingga merasuk dan dapat dikerjakan secara otomatis. Berlatihlah dan tambah atau tingkatkan pengetahuan tentang survival.

Dari kata-kata kunci diatas dapat disimpulkan bahwa survival lebih merupakan sikap mental daripada penguasaan pengetahuan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa pengetahuan harus diabaikan.

KEBUTUHAN YANG HARUS DIPENUHI 
Untuk menambah tenaga dan mempertahankan kondisi tubuh, serta usaha untuk terlepas dari kondisi survival, ada lima kebutuhan yang harus diusahakan :
  • Perlindungan terhadap faktor pengancam
  • Makanan
  • Api
  • Air
  • Perlengkapan pendukung dan usaha berkomuniksi dengan pihak luar
Kelima faktor ini merupakan kebutuhan yang sifatnya simultan, serta bobot dari masing-masing kebutuhan ini tergantung dari situasi dan kondisi kita pada saat survival.


PENGAMBILAN KEPUTUSAN 
Satu hal yang ikut menentukan lamanya kita mengalami survival adalah tindakan yang akan kita lakukan Apakah kita akan menetap (survival statis) atau bergerak mencari jalan keluar (survival dinamis), yang masing-masing memiliki keuntungan sendiri. Jika kita ingin keluar, tentunya kita membutuhkan alat bantu peta atau kompas, atau setidak-tidaknya pemahaman tentang daerah tersebut dan kemampuan kita bernavigasi dengan tanda-tanda alam. Keberhasilan dalam pengambilan keputusan dalam survival tergantung pada pengalaman dan latar belakang orang yang mengalami survival.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar