welcome in survival & adventur3

setelah teman-teman membaca isi dari blog ini di harapkan teman-teman suka sama petualangan dan bergabung di blog ini.

Minggu, 01 Mei 2011

kematian satu keluarga

my live is adventure


Diceritakan kisah satu keluarga dengan keadaan yang sangat sederhana,perekonomiannya sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Suatu ketika seorang ayah dari dani dan wati yang bernama Danu di tinggalkan oleh istrinya meninggal karena sakit parah,beberapa minggu dari sana Danu di tinggalkan lagi oleh kedua orang anaknya karena kecelakaan dan pembunuhan.
Akhirnya Danu pun menjadi stres karena tidak mempunyai siapa-siapa lagi.
Danu meninggal karena tertabrak mobil,dan berikut naskah drama / skenario dari cerita ini.SELAMAT MEMBACA !!!
Danu yang tak sadarkan diri karena tak menerima isterinya telah meninggal dunia,perlahan lahan ia membuka matanya.
Danu : ( Dengan mata yang perlahan terbuka dia mersa kebingungan dengan di sekelilingnya )
“ aku dimana...,winda,.....winda.....dimana winda ? ( dengan suara menggumam )
Mbok : “ Kamu lagi di kamar mu sendiri ndo,dan isterimu sudah dikebumikan tadi sore. ”
( jawab mbok yang dari tadi menunggunya )
Danu : “ Wati,...,Wati....,dimna dia mbok ?” ( tanya lagi dengan wajah yang cemas )
Mbok : “ Wati bersama Mbah Kakung,dia aman bersamanya,kamu tenang saja ndo..”
( dengan mengelus elus pundaknya danu )
Danu : ( Dengan tak sadar danu bertanya lagi apa yang sudah ia tanyakan sebelumnya )
“ Winda....,Winda....,Winda dimana mbok . “
Mbok : “ Mbok kan tadi sudah bilang,isterimu sudah di kuburkan tadi sore . “
Danu : “ Isteriku meninggal.....??? hiks....hiks....hiks....,” ( dia menangis tersedu sedu yang baru menyadari isterinya sudah meninggal )
Mbok : “ O ia ndo,ni surat dari isterimu yang di titipkan sama mbok sebelum dia meninggal dunia “ ( mengasihkan surat wasiat kepada danu )
Danu pun membaca surat yang diwasiatkan oleh isterinya,yang isinya permintaan maaf karena tidak bisa melayani dan membahagiakan danu sebagai suaminya dan permintaan untuk menjaga dan membesarkan wati dengan baik sampai dia sukses nanti.
Danu : “ Hiks...,hiks...,hiks...” ( dia menangis tersedu sedu setelah membaca surat itu )
“ Aku janji isteriku,aku akan jaga dia baik baik sampai besar dan sukses nanti begitu pula dengan si bungsu dani akan ku urusi mereka . “
( dia berjanji pada dirinya ),kemudian danu pun beranjak dari tempat tidurnya.
Mbok : “ Kamu mau kemana ndo ??? “
Danu : “ Aku mau nemui anak – anak ku di rumah kakek,mbok jagain rumah saja...!! “
Mbok : “ Ooh ia,hati – haati ndo . “


Danu pun pergi ke rumah Mbah Kakong kakeknya Wati dan Dani.
Danu : “ tok tok tok,assalamu’alaikum . “( mengetok pintu sambil masuk ke dalam rumah )
Wati dan Dani langsung lari dan memeluk bapaknya ( Danu )
Wati : “ Bapak.... ( sambil memeluk dan menangis ),ibu mana pak ? “
Dani : “ Ibu dimana pak...? ” ( menarik narik tangan bapaknya )
Danu : “ Kalian yang sabar ya...bapak juga tidak tau ibumu sudah di kuburkan,kita sama – sama ke kuburannya saja sekarang yuk nak . “ ( sambil menenangkan anaknya )
“ kek,antar kami ke kuburan isteri saya kek..! “
Mbah kakong : “ Yasudah,kita berangkat sekarang yuuk.. “


Mereka semua pun berangkat ke kuburan isterinya Danu,setelah mereka sampai semuanya terduduk sedih dan menangisi kepergian Winda.
Wati : “ Bu...,kenapa ibu tinggalkan Wati bu....,Wati belum bisa hidup tanpa ibu,Wati belum bisa bahagyakan ibu...” ( sambil menangis tersedu – sedu )
Dani : ( dani hanya bisa melihat saja sambil menangis )
Danu : “ Kenapa kamu pergi secepat itu,aku dan anak –anakmu belum siap kehilangan kamu Winda...!!! “ ( dengan nada keras sambil meremas remas tanah kuburan dan melemparnya )
Mbah Kakung : “ sudah nak,sudah,jangan kau terus tangisi kepergiannya,ingat pada takdir, kita semuanya pasti akan menghadapi kematian. ( sambil memegang bahunya Danu menenangkannya ) lebih baik kita semua pulang yuuk,kita siap – siap di rumah buat nanti malam,buat pengajian untuk do’a kan isteri mu.”


Merka semua pun beranjak pulang dari kuburan dan bersiap siap untuk mempersiapkan segala sesuatu yang nanti akan di perlukan untuk pengajian. ( jeda )
Pengajian pun segera di mulai ( mengaji ),setelah pengajian selesai ( tahlilan ) Danu dan anak – anak nya melamun di depan rumah.
Danu : “ Wati,Dani,sudah malam,cepat kalian pergi tidur gih sana. “
Wati : “ Tapi pak ? “
Danu : “ Sudah,kamu pergi saja tidur sana,lagian besok kalian harus tetap sekolah kan ? “
Wati dan Dani : “ ia pak.. “ ( sambil menunduk )
Seminggu kemudian,Danu beserta anak –anaknya menjalani aktifitas seperti biasanya.Pagi – pagi Danu sudah memasak untuk sarapan semuanya,Wati sedang bersih – bersih dan Dani sedang memakai baju seragam sekolah dasarnya ( SD )
Danu : “ Anak – anak,sini kita sarapan dulu ! “ ( memanggil anak – anak dari meja makan )
Dani : “ ia tunggu sebentar pak,Dani lagi di baju nih..”
Mereka pun kumpul dan sarapan bersama,setelah selesai sarapan Wati dan Dani berangkat ke sekolah seperti biasanya.
Wati : “ Pak,Wati berangkat sekolah dulu ya ? “ ( sambil cium tangan )
Danu : “ Ooh ia Wati,adik mu dani tu kan masih kecil,sebelum kamu pergi ke SMA kamu anterin dulu dia ya ? “
Wati : “ Ooh ia pak “
Dani : “ Dani sama kakak berangkat ya pak .” ( cium tangan )
Danu : “ ia,hati – haati di jalan ! “
Wati dan Dani : “ ia pak. “ ( sambil berjalan )
Mereka berdua pun pergi ke sekolah bersama,Dani yang masih duduk di sekolah dasar di antar sama kakanya,dan Wati pun setelah mengantar adiknya pergi ke sekolahnya.
Dani pun mulai memasuki gerbang sekolahnya dan dengan sengaja salah seorang temannya lari dan menginjak kaki Dani,disitu Dani marah dan berkelahi.
Dani : “ hey... kamu nginjak kaki aku,sakit tau..”
Rudi : “ habisnya kamu ngalangin jalan aku sih,mangkanya kalau jalan tuh jangan ngalangin jalan orang.. “ ( sambil meledek Dani )
Dengan tidak terima Dani langsung menonjoknya dan berkelahi,ketika sedang berkelahi datang seorang guru dan di memisahkan mereka berdua kemudian mereka pun dibawa ke ruang guru.Begitu lah tingkah laku dan keseharian Dani di sekolahnya,sampai suatu hari Dani disuruh oleh gurunya untuk memanggil orang tuanya ke sekolah.
Sedangkan untuk Wati,dia mempunyai masalah dengan SPP bulanan yang sudah nunggak tiga bulan.
Dani : “ Pak,besok bapakdi suruh ibu guru untuk ke sekolah. “
Danu : “ Memangnya ada apa nak ? “
Dani : “ Ngak tau pak,pokokknya kata ibu guru besokbapak di suruh untuk ke sekolah saja,begitu katanya. “
Danu : “ Oooh ia besok bapak akan ke sekolah kamu nak.”
Keesokan harinya Danu bersama anaknya Dani pergi ke sekolahnya Dani,setelah sampai disekolahnya, Danu pun masuk ke ruangan kepala sekolah beserta Dani juga.
Danu : “ tok tok tok ( mengetuk pintu ) assalamu’alaikum ? “
Kepsek : “ Wa’alaikum salam,bapaknya Dani ya ? “
Danu : “ Iya bu...,ada apa ya saya di panggil kesini ? “
Kepsek : “ Silahkan,silahkan duduk dulu pak. “
Danu : “ Iya,iya terima kasih bu. “ ( Danu pun beserta anaknya duduk )
Kepsek : “ Gini pak,..saya mohon maaf sebelumnya,tapi bagaimanapun juga ini harus saya sampai kan dan bapak juga saya rasa harus tau.”
Danu : “ Memangnya ada apa bu ? “ ( menanggapi dengan serius )
Kepsek : “ Jadi gini,Dani tuh akhir – akhir ini sering sekali berkelahi sama teman – temannya,padahal itu hanya karena masalah biasa sama teman – temannya,tak tau kenapa Dani semakin hari semakin sensitif,awalnya kamiberusaha sebisa kami untuk merubah Dani yang seperti itu,namun berbagai peringatan dan hukuman pun dia masih saja tetap begitu,mungkin dengan bantuan dari bapak,bapak bisa mengubah sikap anak bapak itu. “
Danu : “ Oh ia bu,saya mohon maaf sebelumnya atas kelakuan Dani selama ini,saya akan menasihatinya bu..”
( Danu berbicara sama anaknya ) ” benar kamu seperti itu Dani ? ( nada membentak )
Dani hanya menunduk saja.
Kepsek : “ Sudah lah pak Danu,jangan di marahi disini,kasian Daninya “
Danu : “ Iya bu..,habisnya ni anak bandel sih tidak bisa di nasihatin dengan lembut,lain kali kalau dia nakal,saya serahkan saja sama ibu ya,mau di gimanain juga tidak apa – apa selama itu buat kebaikannya. “
Kepsek : “ Iya pak tenang saja,lagian ini sudah merupakan tanggung jawab dan kewajiban kami kok pak. “
Danu : “ Iya,makasih ya bu sebelumnya,kalau begitu saya pamit pulang dulu. “
Kepsek : “ Iya sama – sama. “
Danu : “ Oh iya bu,saya boleh minta anak saya di izinkan tidak sekolah hari ini ? soalnya ada acara keluarga. “
Kepsek : “ Oh iya gak apa – apa. “


Danu dan anaknya pun keluar meninggalkan ruangan kepala sekolah,dan sambil berjalan menuju gerbang keluar Danu menasihati ananya.
Danu : “ Nak kamu ini kenapa sih sekolah itu berkelahi mulu,kamu tuh disekolahin tuh bukan untuk berkelahi,tapi untuk mencari ilmu ! “
Dani : “ Tapi mereka ngeledekin aku mulu pak,aku tidak suka di ledekin terus. “
Danu : “ kamu harus bisa bersabar nak...,pokoknya kamu jangan berkelahi mulu ! tunggu disini sebentar,bapak mau beli minum dulu. “
ketika Danu membeli minuman,teman – temannya Dani pun dari seberang jalan meledekinya dan menantangnya untukberkelahi lagi.
Rudi : “ Woy Dani sini lo kalau berani,masalah kita belum selesai,kalau berani ayo kita berantem lagi,kalau tidak berarti kamu banci,dengar,kamu banci !! “ ( dengan nada keras berteriak dari seberang jalan )
Tanpa basa – basi Dani lansung lari nyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri ada motor yang melaju kencang tepat mengarah nya,Dani pun tertabrak motor sampai meninggal di tempat kejadian,dan pelakunya melarikan diri.
Dani : “ Aaaaaaahhhhhh “ ( teriak tertabrak motor )
Ketika Danu sudah membeli minuman,dia kaget melihat anaknya tidak ada di gerbang sekolah tempat dia menyuruh anaknya menunggu,hati Danu merasa tidak enak melihat di jalanan banyak orang berkerumun.
Danu : “ anak ku kemana? Ada apa disana ? “ (gumamnya dengan hati yang bimbang )
Lalu dia pun lari menghampiri kerumunan orang di jalanan dan dia melihat bahwa itu adalah anaknya,Danu langsungberteriak histeris sambil memeluk anaknya yang berlumuran darah.
Danu : “ Dani anakku,Dani...,kamu sadar nak,sadar !!! ( berteriak histeris sambil memangku anaknya )


Seminggu kemudian,pagi – pagi Danu melamun di depan rumah.
Danu : “ Dani Dani,kenapa kau begitu cepat meningglkan bapak,.... setelah belum lama ibu mu pergi meninggalkan bapak juga nak...” ( menangis )
Datang Wati menghampirinya.
Wati : “ Iya pak,kenapa ya ibu dan ade begitu cepat meninggalkan kita ya pak ? “
Danu : “ Maafkan aku Winda,aku belum bisa menjaga Dani anak kita dengan Baik,aku belum bisa menepati janjiku dulu,tapi...sekarang aku akan menjaga Wati satu – satunya anak kita Winda,aku akan membahagyakan dia semampu aku.” ( sambil merangkul Wati )
Danu : “ Oh iya,( menghapus air matanya ) kamu kenapa tidak sekolah nak ? bukannya hari ini ulangan semester ya ? “
Wati : “ Iya pak,..Wati gak bisa ikut ulangan karena nunggak SPP tiga bulan. “
Danu : “Astagfirrullah Hal’adzim....,iya bapak lupa nak,tapi saat ini bapak lagi gak punya uang,.”
Wati : “ Iya gak apa – apa kok pak,Wati ngerti,lagian ulangannya bisa nyusul kapan saja kok pak tenang saja..”
Danu : “ Tidak Wati,bapak sekarang harus bisa menjaga dan mengurusi anak bapak dengan baik,yasudah kamu tunggu di rumah dan besok kamu bisa mulai ikut ujian sama seperti yang lainnya,bapak mau nyari uang dulu. “
Wati : “ iya pak “
Danu pun mencari pinjaman uang kesana kemari tidak dapat juga,akhirnya Danu memutuskan untuk meminjam uang dari pak RT.
Danu : “ Assalamu’alaikum ? “
Pak RT: “ Wa’alaikumsalam,eeehhh kang Danu,tumben pagi – pagi kesini,ada apa ya ? “
Danu : “ Ia pak RT,sebenarnya saya agak gak enak ini,.”
Pak RT: “ memangnya ada apa ? “
Danu : “ aduuuhhh ( muka bingung ) gini pak RT,sebenarnya kedatangan saya kemari mau minjam uang,buat bayaran SPP anak saya,soalnya saya belum bisa bayar,sudah nunggak tiga bulan.”
Pak RT: “ Owh begitu,memangnya uangnya butuh berapa ? “
Danu : “ Rp 500000 pak RT .“
Pak RT: “ Ohh,tunggu sebentar ya.. ?“ ( Pak RT masuk ke kamarnya mengambil uang.)
Danu : “ Aduuhh...mudah – mudahan uangnya ada ya Allah.” ( gumam dalam hatinya )
Tidak lama pak RT pun kembali...
Pak RT:” Ini uangnya kang Danu .. “ ( mengasihkan amplop berisi uang )
Danu : ( sambil melihat isi dalam amplop ) “ Terima kasih banyak pak RT,kalau saja tidak ada Pak RT saya gak tau lagi harus nyari uang kemana. “
Pak RT: “ Iya tenang saja kang Danu,selama saya bisa membantu,saya pasti akan lakukan itu”
Danu : “ PakRT memang baik,terimakasih kalau gitu pak,saya permisi dulu. “ ( beranjak berdiri dari tempat duduk )
Pak RT: “ Iya,iya sama – sama kang Danu,hati – hati. “
Akhirnya Danu pun pulang dengan membawa uang Rp 500 000 dari Pak RT,Danu pun sampai di depan rumah.
Danu : “ assalamu’alaikum ? “ ( masuk rumah dan duduk di kursi )
Wati : “ Wa’alaikum salam ( menghampiri bapaknya sambil membawa air teh ),eeh bapak dah pulang,ni minum dulu pak,bapak pasti capek kan ? “
Danu : “ Ia nak,makasih ya ( minum ),ni uang buat bayaran SPP kamu tiga bulan. “
Wati : “ Makasih pak... “ ( dengan muka terharu menerimanya )
Danu : “ Iya sama – sama nak,lagian ini kan sudah jadi tanggungan bapak,jadi kamu gak usah khawatir lagi,mulai besok kamu bisa ikut ujian sama mereka,mendingan kamu belajar sana,biar kamu bisa jadi anak pintar dan jadi juara di kelas ! “
Wati pun masuk dan membawa uangnya itu ke kamarnya.Keesokan harinya Wati mulai berangkat ke sekolah.
Wati : “ Pak,Wati berangkat dulu ya pak ? “ ( cium tangan )
Danu : “ Iya nak,kamu hati – hati di jalan ya ? “
Wati :” Iya pak.” ( sambil melangkahkan kakinya dia berjalan )
Wati pun berangkat ke sekolah,di tengah perjalanan,ketika ia sedang berjalan dalam hatinya ia ingin memastikan bahwa uangnya pas untuk bayaran SPP nya,lalu ia pun membuka tas dan mengambil uangnya,tidak di sangka datang dua orang preman memakai motor merampok dia dan menusuknya.
Preman itu mencegat Wati tepat di depannya
Preman 1 : “ Siniin uangnya !!! “ ( nada memaksa )
Wati : “ jangan,jangan,ini uang buat bayaran SPP saya “ ( sambil berebut uang yang mau di ambil sama preman itu )
Preman 2 : “ cepat bro,keburu ada orang “ ( bilangnya dari motor )
Preman 1 : “ sebentar bro. “
Preman 1 : “ serahin ngak ? kalau ngak di lepasin saya tusuk nih..!!! “
Wati : “ TOLOOONGG “ ( teriaknya kencang )
Preman 1 : “ kurang ajar,” sleb..( suara pisau di tusukan ke perutnya sambil merampas uangnya )
Preman itu berhasil kabur dan mengambil uangnya Wati,orang – orang pun berdatangan dan membawa Wati ke RS sekitar.
Sekitar jam 09:00 telephon genggam Danu berbunyi.
Danu : “ Hallo,ni dengan siapa ? “
RS : “ Ini dengan pihak RS,apa benar ini dengan bapak Danu ? “
Danu : “ Iya benar,ada apa ya mbak ?”
RS : “ Anak bapak sedang kami rawat di sini,dia dibwa warga karena tertusuk pisau,katnya anak bapa korban peramokan.”
Danu,dengan terkejut mendengar berita tersebut ia langsung menjatuhkan telphon genggamnya ( hp ) dan ia pun pergi ke RS dengan sangat panik dan pikiran tak menentu.ia pun sampai di RS dan bertanya pada suster penjaga disana.
Danu : “ Sus,anak saya Wati di rawat di ruang berapa ya sus ? “ ( tanya dia dengan wajah panik )
Suster : “ Sebentar ya pak saya cari dulu,( membuka daftar buku ) anak bapak ada di kamar 101,ia harus sege...( belum slesai bicara Danu sudah pergi )
Danu : “ Makasih sus ? “ ( jawabnya sambil lari )
Danu pun lari dengan panik mencari kamar 101,akhirnya Danu menemukan kamar 101 dan langsung masuk dalam,ketika itu di dalam ada suster yang sedang memeriksa dia yang masih belum sadarkan diri.
Danu : “ Wati....Wati...Wati anakku. “ ( teriaknya )
Suster 2 : “ bapak siapa ? “
Danu : “ saya bapaknya sus. “
Suster 2 : “ Iya pak,tapi bapak mohon tidak teriak – teriak,karena anak bapak sedang krisis.”
“ saya permisi dulu pak “
Danu : ( duduk di samping anaknya sambil memegangi tangannya dia menangis )
“ Winda,maafkan aku yang belum bisa nepati janjiku tuk yang ke dua kalinya,beri aku kesempatan ketiga untuk bisa lebih menjaga dia dengan baik,aku janji,...,aku janji Winda,jika aku tidak bisa nepatin janjiku ini,lebih baik aku pun ikut bersama kalian”
Danu : “ kamu yang sabar ya nak,kamu akan baik – baik saja,dokter pasti akan sembuhin kamu,percayalah nak,percayalah sayang,jangan kamu tinggalkan bapak.”
Tiba – tiba datang seorang suster.
Suster 2 : “ Pak.bapak di panggil dokter,dokter mau bicara sesuatu sama bapak.”
Danu : “ baik sus, yang kuat kamu ya nak “ ( ia beranjak dari tempat duduk )
Danu pun masuk ke ruangan dokter.
Danu : “Ada apa ya dok ? “
Dokter : “ Bapak orang tuanya dari Wati ? “
Danu : “Iya betul pak.”
Dokter : “ Anak bapak kondisinya sangat keritis,dia harus segera kami operasi secepatnya soalnya bagian hatinya terkena tusukan pisau dan kalau tidak segera di tangani kami tidak tau harus berbuat apa lagi buat anak bapak.”
Danu : “ Ya sudah cepat lakukan operasi saja dok,saya gak mau kehilangan anaku satu – satunya lagi dok.” ( muka tegang )
Dokter : “ Kami akan segera lakukan operasi jika bapak sudah mengurusi administrsinya dulu.”
Danu : “ Apa tidak bisa langsung di operasi saja dulu dok ?”
Dokter : “ Tidak bisa pak,ini sudah aturan rumah sakit.”
Danu :” memangnya berapa biaya operasinya dok ? “
Dokter : “ biaya operasinya 20 juta rupiah.”
Tiba – tiba datang suster yang tadi,dok pasien di kamar 101 kejang – kejang,dokter pun segera pergi ke ruangannya,namun Danu mengetahui bahwa kamar 101 itu adalah kamar anaknya,.
Dokter : “ cepat lah lunasi dulu administrasinya.!”
Danu pun bergegas dan lari berpikir untuk minjam uang lagi sama pak RT,Danu menjelaskan semuanya tentang Wati,dan pak RT pun ngasih pinjaman hanya stengahnya,dia tau uang itu belum cukup,lalu dia pergi kerumah sakit berharap bisa di terima dengan uang 10 juta.
Ia pun sampai di rumah sakit dan berlari – lari mencari dokter.Dengan napas terengah engah dia bertanya pada suster yang ada di situ.
Danu : “ Sus,dokter dimana ya ? “ ( muka panik )
Suster : “ dokter lagi mengurusi pasien di kamar 101.”
Danu : “terima kasih sus.” ( ucapnya sambil lari )
Ketika ia masuk ke kamar tempat anaknya di rawat,ia melihat anaknya sudah di tutupi kain putih,tubuhdia sejenak terhenti lemas tak berdaya,dia pun menghampirinya dan menoleh ke arah dokter.
Danu : “ Anaku kenapa dok,anaku kenapa,...anaku kenapa dok,kataka dok katakan !!” (membentak )
Dokter : “ kami sudah berusaha sebisa mungkin,tapi anak bapak tak bisa di tolong lagi,dia sudah meninggal.saya permisi pak.”
Danu duduk di samping anaknya dan membuka kain putih yang menutupi wajahnya.dia menangis histeris.
Danu : “ hiks...hiks...hiks.....,tidaaaaaaaakkkk....kenapa kau juga tinggalkan bapak Wati...,apa salah ku ya Tuhan ? hiks...hiks....hiks...hiks,maafkan aku Winda aku tidak bisa nepati janji ku,aku orang yang tidak berguna,maafkan aku....,maafkan aku...kini aku tak punya siapa – siapa lagi,”
Danu pun stres,dia meninggalkan anaknya dan lari dengan sekencang kencangnya berniat untuk pergi ke kuburan dimana isteri dan anaknya di kuburkan.ketika ia menyebrang jalan ia tidak tau ada mobil truk dengan kecepatan tinggi mengarahnya.
“ Dugkk “ ( suara mobil truk menabrak Danu ),ia pun terpental sejauh 10 m,dan.............................
Ia pun meninggal dunia dengan tragis....


















Penuli Naskah : Muhammad Gufron XI IPA 3
Sekolah : SMA N 2 Pandeglang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar